Video

header ads

Black Hole Perspektif Al-Qur’an




Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar


Lubang Hitam atau ‘black hole’ adalah fenomena semesta yang dalam dekade silam masih teramat misterius. Namun kini melalui delapan teleskop radio di empat benua, yang tergabung dalam jaringan Event Horizon Telescope (EHT), misteri semesta ini berhasil dikuak dengan didapatnya citra black hole. Seperti dikemukakan para ilmuwan, back hole memiliki sifat penghancur bintang-bintang layaknya vacuum cleaner. Black hole bergerak dan menelan semua benda yang ditemuinya bahkan cahaya disedot dengan tanpa dapat menghindar. Semua bintang akan meledak setelah kehabisan energi dan bahan bakarnya dan selanjutnya berubah menjadi bintang lain, sedangkan bentuk paling ekstrim sekaligus fenomenal adalah black hole.
Fenomena black hole sejatinya telah diisyaratkan al-Qur’an sejak berabad-abad silam. Ada tiga sifat utama black hole. Pertama, tidak terlihat (invisible), kedua dapat menelan, dan ketiga bergerak sangat cepat. Tiga sifat ini diantaranya disitir dalam firman Allah, “Sungguh Aku bersumpah dengan bintang-bintang tersembunyi, yang bergerak cepat” (QS. At-Takwir ayat 15-16).
Dalam ayat ini Allah mengisyaratkan sifat dan atau karakter black hole. Pertama, pada kata “al-khunnas”. Dalam khazanah intelektual tafsir ulama klasik, ada ragam penafsiran “al-khunnas”, salah satunya adalah bintang yang tersembunyi. Akar kata yang sama tertera dalam QS. An-Nas ayat 4 yang menyebutkan kata “al-khannas” yang bermakna Setan. Setan sendiri disebut “khannas” diantaranya adalah karena ia tidak terlihat oleh manusia. Sifat “al-khannas” ini dapat dimaknai sebagai salah satu karakter black hole yaitu tidak terlihat (invisible). Secara semantik, kata “al-khunnas” justru lebih tepat disematkan kepada salah satu karakter black hole yaitu tidak terlihat (tersembunyi). Adapun kata black hole bila dipenggal menjadi “black” (hitam) dan “hole” (lubang). Hitam berarti bermakna warna, sedangkan black hole tidak memiliki warna oleh karena karena dia tidak mengeluarkan cahaya yang dapat terlihat, alias ia tersembunyi. Sedangkan lubang bermakna terdapat ruang kosong, sementara black hole adalah bintang yang memiliki massa super berat. Oleh karena itu karakter yang palingf tepat menggambarkan hal itu adalah kata “al-khunnas” sebagai tertera dalam QS. At-Takwir ayat 15-16.
Kedua, pada kata  “aljawar”, yang secara etimologi bermakna ‘beredar’. Semua benda di jagat raya beredar (pada porosnya masing-masing). Peredaran dan pergerakan benda-benda langit itu cepat dan sangat cepat sekali. Sifat beredar dan bergerak ini adalah salah satu karakter black hole yaitu ‘bergerak’ sangat cepat.
 Ketiga, kata “al-kunnas” yang memiliki ragam makna etimologis seperti menyapu, menelan, terbenam, dan lain-lain. Sifat menyapu, menelan, terbenam, dan lain-lain ini adalah karakter dari black hole. Dalam hal ini setiap benda (bintang-bintang) yang dilalui black hole akan dilahap/disedot habis tanpa sisa. Ini adalah karakter black hole. Kata “al-kunnas” sendiri dalam ayat ini berakar dari kata ‘kanasa’ yang bermakna ‘menyapu’, lalu ‘miknasah’ yaitu alat untuk menyapu. Kata ‘kunnas’ sendiri adalah shigah muntaha al-jumu’ (bentuk plural paling tinggi) dari bentuk tunggalnya kanis. Sementara itu kalimat “al-jawar al-kunnas” (yang beredar lagi yang terbenam) ditafsirkan oleh sejumlah mufasir sebagai bintang-bintang di malam hari.
Selain QS. At-Takwir ayat 15-16, firman Allah dalam QS. Ath-Thariq ayat 1-3 juga mengisyaratkan fenomena black hole. Allah berfirman, “Demi langit dan yang datang pada malam hari,tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?,(yaitu) bintang yang cahayanya menembus” (QS. Ath-Thariq: 1-3). Kata “ath-thariq” dalam ayat ini bermakna ‘memukul’ atau ‘mengetuk’. Menjadi tabiatnya, jika suatu benda dipukul dengan keras ia akan menimbulkan getaran, dengan demikian bagaimana halnya jika benda itu teramat besar layaknya black hole? Tentu getaran yang ditimbulkan akan tampak sangat dahsyat, dan pada saat yang sama ia akan menarik materi yang ada disekelilingnya. Tipologi sedemikian ini adalah salah satu karakter black hole.
Sedangkan kata “ats-tsaqib” dalam ayat ini bermakna ‘menembus’ dan atau ‘melubangi’. Dalam terjemahan Kementerian Agama RI, kata ats-tsaqib diterjemahkan dengan “bintang-bintang yang cahayanya menembus”. Sedangkan bintang yang menembus dan atau berlubang ini adalah fenomena black hole itu sendiri yang mampu menyedot cahaya dan materi yang ada di sekelilingnya.[] Penulis: Dosen FAI UMSU dan Kepala OIF UMSU



Posting Komentar

0 Komentar